Bungong Jeumpa Jogja Untuk Lidah Sumatra

Senang bisa mencicipi Bungong Jeumpa. Entah sudah berapa rumah makan padang di Jogja ini yang saya datangi, baik yang murah meriah maupun yang harganya tidak sederhana. Tapi belum ada yang cocok di lidah. Maklumlah, sudah terlalu lama tinggal di Sumatra, jadi lidah pun sudah berganti selera. Orang salah kaprah dengan anggapan tentang masakan Sumatra.

mie aceh jogja
Mie Aceh kepiting

Kebanyakan mengatakan bahwa masakan Sumatra itu yang penting pedas, padahal tidak sesederhana itu. Masakan Sumatra itu bumbunya sangat royal, sehingga rasa pedasnya bukan sembarang pedas, melainkan kaya rempah. Tiap datang ke rumah makan padang dan pelayannya berbahasa Jawa medok, biasanya saya langsung hopeless.

Penampakan restoran Bungong Jeumpa yang mencolok serba merah tak mungkin terlewat dimanapun berada. Namun baru minggu lalu saya mencobanya, yaitu yang cabang utara Galeria, bukan di Seturan yang didatangi teman-teman saya lalu.

bungong jeumpa jogja
Ayam kari

Di dinding restoran tertulis besar-besar beberapa menu lain untuk yang tidak suka pedas. Ah, sampai ditulis seperti itu? Hidangan yang ditawarkan adalah masakan khas Aceh. Ada beberapa yang dimodifikasi untuk menyesuaikan selera Jogja. Salah satunya adalah roti cane keju susu. Sebagai pemilik lidah Sumatra, tentu kami tidak pesan itu. Bisa jatuh marwah kami. Hahahaaa....

Jadi kami memesan yang benar-benar khas Aceh, yaitu roti cane kuah kari kambing, mie aceh kepiting dan nasi kari ayam. Minumnya es timun kerok.

Pertama-tama saya harus mengoreksi soal kuah pekat tadi karena nyatanya tidak terlalu pekat, memang seperti itulah umumnya yang disebut kuah oleh orang Sumatra. Rasa kuah kari yang dihidangkan mirip dengan kuah cincang di Pekanbaru, demikian pula aromanya. Dan rasanya... disinilah pertama kali di kota ini saya menemukan yang pas dengan lidah Sumatra saya. Sebenarnya pedasnya pun cukupan menurut kami, entahlah kalau orang sini sampai kepedesan.

Dari ketiga menu makanan yang dipesan, semuanya enak. Kuah kari kambingnya itu aduhai sampai licin tandas. Sedangkan kari ayamnya juga empuk, habis tak bersisa. Mie Acehnya ini agak ribet makannya, karena harus turun tangan memegang kepiting dan tangnya. Tapi rasanya cukup memuaskan.

Soal harga, nggak mahal kok, sesuai dengan yang terhidang. Ini bakalan jadi langganan saya deh.

Nasi goreng rendang ayam Rp 17.000,-
Cane es krim durian Rp 20.000,-
Cane susu es krim Rp 16.000,-
Nasi goreng babat Rp 18.000,-
Cane keju susu Rp 14.000,-
Teh Rp 4.000,-
Jeruk Rp 5.000,-
Es teh tarik Rp 11.000,-
Krupuk kulit Rp 3.000,-

Update 16/4/2017:
Belakangan saya lebih sering ke cabang Monginsidi karena lebih dekat. Disana pelayannya banyak yang warga setempat tapi rasanya pedasnya nggak berkurang kok. Sebenarnya untuk rasa-rasa lain saya lebih cocok dengan juru masak yang di Bungong Jeumpa Sagan.

Bungong Jeumpa (yang sudah dicoba)

1. Ruko Sagan Square (SUDAH TUTUP)
Jl. Prof Yohanes (utara Galeria Mall)
Yogyakarta
Telpon (0274) 564917 / 081227879981

2. Jl. RW Monginsidi 12 Yogyakarta
Telpon 0274-544906 / 081227879981

3. Kaliurang km 6

Post a Comment

3 Comments

  1. Suka sama bumbu masakan di Bungong Jeumpa. Tapi jarang kemari karena keluargaku di Jogja pada ga doyan pedes.

    ReplyDelete
  2. bikin ngiler nih...
    klo kepitingny udah dkupasin, jd ga seru yah :D

    ReplyDelete
  3. untuk yang terbiasa denga lidah sumatera, masakan sumatra yang ada di pulau jawa memang sudah menggunakan selera Jawa. Suami saya sering bilang begitu. Kayak saya waktu ke Pekanbaru terkaget2 dengan rasa masakan padang disana. Lidah saya, lidah jawa hihihi

    ReplyDelete

Thank you for your comment. It will appear soon.