Itinerary Umroh 11 Hari Keberangkatan Pekanbaru, Via Kuala Lumpur, Landing Madinah

Kabah, Masjidil Haram. Foto milik jalansitu.com.

Itinerary umroh 11 hari kami laksanakan pada 26 November 2023 hingga 6 Desember 2023. Jadi, umroh ini sudah lama ya, tapi baru sempat kami tulis sekarang untuk dokumentasi keluarga. Kami berangkat dari Pekanbaru, transit di Kuala Lumpur - Malaysia dan Landing Madinah. Perjalanan kami dilayani dengan baik oleh travel umroh Riau Wisata Hati (RWH).

Sebenarnya kami cuma ingin umroh karena sudah pernah ke Kuala Lumpur tapi tidak cocok dengan maskapai yang direct dari Pekanbaru ke Jeddah atau Madinah. Ketidakcocokan itu terkait tempat duduk di pesawat dan legroom. Kalau makanan, kami tidak pernah rewel.

Catatan dari Itinerary Umroh 11 Hari

Bandara King Abdulaziz International Airport Jeddah. Foto milik jalansitu.com.

Menurut kami, itinerary RWH ini sudah ideal. Catatan tentu ada karena kesempurnaan itu hanya milik Allah Swt dan catatan kami juga termasuk hal-hal yang menyenangkan kok. Catatan pertama adalah keterlambatan pesawat Malaysia Airline hingga berjam-jam di hari pertama. Tapi kami bisa maklumi karena penyebabnya cuaca, yaitu hujan yang deras banget. Kompensasinya juga oke kok, yaitu nasi kotak isi gulai ayam, sayur, kerupuk, lengkap dengan buah pisang.

Catatan kedua adalah upgrade hotel tak terduga. Sebenarnya hak kami adalah di sebuah hotel di Safwah Tower. Kami juga sudah observasi melalui YouTube. Tiba-tiba kami diturunkan di Clock Tower lalu diarahkan ke lobi Movenpick. Kami menunggu agak lama dan agak negative thinking juga karena mutawif dan tim Makkah kelihatan mondar-mandir dan meralat informasi. Pikir kami, yah mengantar orang-orang kaya dulu nih, padahal kami sudah capek. Ketika jemaah yang menginap di Movenpick sudah masuk kamar, barulah kami diarahkan ke Rotana. Rotana ini tidak seingar bingar Movenpick tapi kami sudah senang karena siapa sangka kami upgrade ke Clock Tower. Pas paginya, barulah kami tak henti mengucapkan rasa syukur karena view restorannya benar-benar di depan pintu utama Masjidil Haram. Terima kasih RWH.

Catatan ketiga, meski kebanyakan kami dari suku Minang, Batak dan Jawa, tapi mutowif kami orang Madura, namanya Saifuddin Abu Faiz atau Pak Udin. Beliau sudah lama menjadi mutowif, suka kisah sejarah dan suka cerita. Beliau selalu mulai dengan doa bersama ketika bus berangkat ke mana pun, lalu sepanjang jalan akan bercerita banyak tentang sejarah Nabi dan kehidupan masyarakat di sana. Bahkan tempat-tempat yang tidak pernah dikunjungi travel juga beliau ceritakan meski bus kami hanya lewat. Ilmu beliau banyak sehingga selama perjalanan kami tidak hanya menunggu hingga tujuan tapi mendapat tambahan ilmu sejarah dan agama langsung dari TKP. Beda lo rasanya dibandingkan membaca. Terima kasih Pak Udin.

Catatan keempat adalah terlalu lama di Corniche - Jedah karena kami tidak belanja dan capek, pengin istirahat saja di bandara. Karena kelamaan di Corniche itu pula, check-in Bandara Jeddah jadi buru-buru padahal kan luas. Untungnya crew RWH sigap memperhatikan kami yang jalan paling belakang.

Catatan kelima, gate keberangkatan ke Indonesia di KLIA yang berasal dari penumpang transit itu jauh banget. Benar-benar paling ujung. Travelator ada, tapi ada jarak antartravelator. Mushola juga jauh, padahal banyak penumpang transit dari umroh, tidak hanya RWH saja. Tempat duduk di depan gate juga tidak bisa menampung semua sehingga banyak yang duduk di lantai. Sebenarnya ada banyak kursi tapi musim sejuk itu favorit umroh jadi penumpang lebih banyak dari biasanya. Mungkin bisa diusahakan pengaturan kursi yang fleksibel.

Demikian itu catatannya, hanya sedikit dan kebanyakan indirect karena pihak lain. Antisipasi dari RWH cukup cepat. Untuk wilayah Riau, RWH kami rekomendasikan (bukan iklan).