Umroh Naik Pesawat Malaysia Airlines
![]() |
Umroh naik pesawat Malaysia Airlines. Foto milik jalansitu.com. |
Umroh naik pesawat Malaysia Airlines ini kami lakukan pada akhir November hingga awal Desember 2023. Kami berangkat dari Pekanbaru. Pilihan dari travel Riau Wisata Hati (RWH) adalah naik pesawat Lion, Batik, Batik Malaysia, Citilink, Air Asia dan Malaysia Airlines. Tidak ada Garuda. Akhirnya kami memilih Malaysia Airlines dengan rute keberangkatan Pekanbaru - Kuala Lumpur - Madinah dan rute kedatangan Jeddah - Kuala Lumpur - Pekanbaru.
Mengapa Memilih Malaysia Airlines?
Malaysia Airlines ini transit di Kuala Lumpur. Pada itinerary keberangkatan ada acara city tour di Kuala Lumpur. Namun bukan itu pertimbangan kami memilih jadwal travel yang menggunakan pesawat Malaysia Airlines. Kami sudah beberapa kali ke Kuala Lumpur.
Kami memilih Malaysia Airlines terutama mempertimbangkan kondisi seat atau tempat duduk. Karena yang berangkat umroh tidak muda lagi, penting untuk memilih tempat duduk yang nyaman. Kursi di Malaysia Airlines lebih longgar dibandingkan dengan maskapai lain, terutama untuk jarak antar kursi atau legroom.
Kelebihan Naik Pesawat Malaysia Airlines
![]() |
Umroh naik pesawat Malaysia Airlines. Foto adalah milik jalansitu.com. |
Malaysia Airlines ini flag carrier Malaysia sehingga pelayanan pramugari dan pramugaranya prima, sat-set dan ramah. Seatnya beneran lega untuk kelas ekonomi. Apalagi seat dekat jendela cuma ada 2 kursi berjejer sehingga papah dan mamah bisa istirahat dengan nyaman dan lebih mudah kalau mau ke toilet. Pengaturan seat juga mudah sehingga dapat dikelompokkan per keluarga. Waktu itu rombongan kami cukup besar, lebih dari 100 orang.
Bagasi terdaftar Malaysia Airlines tahun 2023 maksimal 30 kg. Baru saja kami lihat di website Malaysia Airlines, bagasi terdaftar tahun 2025 maksimal 23 kg. Kami tidak tahu apakah itu juga berlaku untuk penerbangan umroh. Namun seingat kami, kami tidak menimbang koper kami. Yang penting kami memaksimalkan koper seragam dari travel.
Kami mendapat 2 macam koper dari travel, yaitu koper bagasi terdaftar (besar) dan koper kabin (kecil). Berat maksimal koper kabin adalah 7 kg. Seingat kami, kami juga tidak menimbang koper kabin dan petugas travel juga tidak pernah memberi instruksi soal berat maksimal. Jadi kami maksimalkan saja kopernya.
Handling barang-barang selama transit rapi, tidak ada masalah apa pun dan tidak ribet. Kami sama sekali tidak direpotkan dengan barang-barang.
Yang paling mengesankan dari Malaysia Airlines adalah gift dan makan. Sepertinya kami makan terus selama perjalanan. Berikut ini makanan, minuman dan gift dari Malaysia Airlines:
Pekanbaru - Kuala Lumpur: salted peanuts dan orange juice kemasan 95 ml. Kacang gurihnya ini enak.
Kuala Lumpur - Madinah:
- Air mineral kemasan 250 ml dan kurma.
- Pouch bagus berisi sajadah antibasah, tasbih digital dan botol wudhu. Semuanya ada tulisan "amal". AMAL adalah bagian dari Malaysian Airlines yang khusus menangani penerbangan haji dan umroh. Wah, Garuda ada juga nggak ya yang khusus haji dan umroh? Apalagi jumlah jemaah dari Indonesia selalu paling banyak.
- Makan besar berisi nasi, lauk, sayur, puding, roti dan minuman bebas pilih.
- Roti dan minuman bebas pilih.
- Makan besar lagi menjelang mendapat berisi nasi, lauk, sayur, puding roti, minuman bebas pilih dan air mineral lagi kemasan 250 ml.
Untuk Jeddah - Kuala Lumpur dan Kuala Lumpur - Pekanbaru kurang lebih sama, hanya minus gift. Maaf detailnya tidak ingat dan tidak sempat memotret karena kondisi mamah sakit lumayan serius.
Oya, selama perjalanan terlihat pramugari menyemprot ruangan. Seperti pembersih udara zaman COVID dulu. Tapi kami tidak bertanya itu semprotan apa.
Kekurangan Naik Pesawat Malaysia Airlines
Sebenarnya ini kekurangan secara tidak langsung ya, karena terjadi di luar pesawat. Yang pertama adalah untuk keberangkatan Pekanbaru - Kuala Lumpur sempat delay 4 jam lebih karena hujan sangat deras. Akibatnya kami sampai Kuala Lumpur dini hari sehingga hanya sempat tidur sebentar. Untuk makanan tidak masalah meskipun delay. Kami mendapat makan malam dus-dusan yang enak dari travel.
Yang kedua adalah letak gate transit pulang di Bandara KLIA arah ke Pekanbaru yang sangat jauh, benar-benar di ujung. Travelator memang ada, tapi ada gap yang harus jalan kaki. Kami juga tidak melihat mobil caddy yang biasa disediakan untuk lansia dan orang sakit. Entah karena sudah malam atau memang tidak ada. Waktu itu ada jemaah yang salah memasukkan insulin ke tas lain sehingga kondisinya lemas dan dipeluk mamah di ruang tunggu. Kursi roda juga harus apply dulu di tempat yang sangat jauh sehingga tidak kami lakukan. Padahal mamah sendiri demam dan sedang sakit.
Selain itu letak mushola juga jauh banget padahal banyak yang sudah kelelahan karena posisi pulang umroh. Yang terakhir, petugas darat di Bandara KLIA sangat kaku soal aturan air mineral kemasan. Si mamah kena marah gara-gara bawa botol air mineral Malaysia Airlines, padahal isinya tinggal sedikit dan itu sisa dari penerbangan Jeddah - Kuala Lumpur. Aturannya kan cairan yang boleh dibawa maksimal 100 ml. Masalahnya di tempat transit tidak ada dispenser air minum gratis seperti di tempat keberangkatan KLIA. Atau mungkin si mamah kurang observasi ya. Jadilah si mamah cemberut selama di ruang tunggu.
Post a Comment