Pengalaman Umroh Naik Kereta Haramain

Table of Contents
umroh naik kereta haramain
Umroh naik kereta Haramain. Foto milik www.jalansitu.com.

Umroh naik kereta Haramain ini merupakan pengalaman kami tahun 2023 dan 2025 karena kebetulan arahnya berbeda, yaitu Madinah-Makkah dan Makkah-Madinah. Untuk naik Haramain kami tidak membeli tiket sendiri, melainkan dibelikan olah Riau Wisata Hati (RWH) dan Jejak Imani. Semuanya kelas ekonomi. Lain kali akan kami tulis tentang Woosh karena salah satu dari kami sudah mencobanya sebagai perbandingan.

Tentang Kereta Cepat Haramain

Kereta cepat Haramain atau Haramain High Speed Railway (HHSR) adalah kereta dengan kecepatan tinggi yang menghubungkan Makkah, Jeddah, Madinah dan KAEC (King Abdullah Economic City). Jalur ini merupakan solusi untuk mengurangi kepadatan lalu lintas dan mempercepat mobilitas jemaah umroh dan haji. 

Kereta Haramain merupakan buatan Talgo di Spanyol yang dirancang untuk menempuh jarak 449 km. Relnya dipersiapkan untuk kecepatan maksimal 360 km/jam, namun keretanya sendiri didesain untuk kecepatan 320 km/jam. Sedangkan praktiknya, kecepatan Haramain dibatasi hingga 300 km/jam.

Harga Tiket Kereta Haramain dan Ketentuan Bagasi

umroh naik kereta haramain
Umroh naik kereta Haramain. Foto adalah milik www.jalansitu.com.

Berhubung tiketnya dibelikan oleh travel semua, maka kami tidak tahu harga tiket Haramain pada saat itu. Kami asumsikan harga tiket rombongan akan lebih murah. Kami hanya bisa memberikan informasi tentang harga tiket dari website resminya, yaitu sar.hhr.sa per hari ini 19/7/25. Harga tiket Makkah - Madinan nonstop dan sebaliknya Madinah - Makkah nonstop sama saja, yaitu:

  • Business 616.40 SAR atau sekitar 2,7 juta rupiah.
  • Business Promo Plus 277.35 SAR atau sekitar 1,2 juta rupiah.
  • Economy 276 SAR atau sekitar 1,98 juta rupiah.
  • Economy Promo Plus 220.80 SAR atau sekitar 950 ribu rupiah.

Untuk pemilihan rute harus teliti ya, karena di antara Makkah - Madinah ada Stasiun Jeddah. Jika memungkinkan pilih yang nonstop, jangan yang one stop alias berhenti dulu di Jeddah.

Ketentuan barang bawaan kelas ekonomi dan bisnis sama saja, yaitu hanya boleh membawa satu tas traveling (koper) dan tas jinjing. Ukuran kopernya 65 x 55 x 35 cm.

Perbedaan Kelas Ekonomi dan Bisnis di Kereta Haramain

Perbedaan pertama adalah letak gerbong. Gerbong bisnis berada paling depan dekat lokomotif. Meski paling dekat dengan ruang tunggu, biasanya orang-orang kaya naik golf cart berikut koper-kopernya. Koper-koper itu nanti diangkat oleh pramugara kereta api (prama). Koper mereka terlihat lebih banyak karena orang kaya tentu tidak keberatan membayar kelebihan bagasi.

Kelas ekonomi harus berjalan kaki cukup jauh karena rangkaiannya sangat panjang dan gerbong di belakang. Kami hanya membawa koper kecil (koper kabin) dan tas jinjing sesuai ketentuan. Koper besar (koper bagasi) diangkut oleh travel lewat jalan darat. Jadi, kami tidak kerepotan dan bisa jalan santai.

Di dekat pintu gerbong, ada rak-rak untuk meletakkan koper. Tidak ada rak di atas kepala orang dan koper tidak boleh diletakkan di lorong.

Untuk kursi jelas beda dan lebih nyaman kereta bisnis. Namun kereta ekonomi juga sudah nyaman. Apalagi jika dibandingkan dengan naik bus. Selain itu, seluruh kursi bisnis menghadap searah moncong kereta. Sedangkan kursi gerbong ekonomi itu separuh searah lokomotif dan separuh lagi melawan arah alias mundur.

Kami sempat mencicipi seat posisi mundur di rute Makkah-Madinah. Ya, memang kurang nyaman sehingga tidak bisa istirahat dengan baik dan kurang mendukung untuk bikin vlog.

Suasana di Dalam Kereta Haramain

Terus terang, kami lebih menyukasi suasana Haramain rute Madinah-Makkah karena lebih tenang dan khidmat. Semua penumpang tampak lebih banyak diam, berzikir, tidur atau makan. Tidak banyak yang mengobrol. Apalagi semua pakai ihram. Aaaah, sungguh bikin kangen.

Sebaliknya, suasana Haramain rute Makkah-Madinah lebih riuh. Banyak yang ngobrol dan tertawa karena semua sudah lega telah melaksanakan ibadah umroh. Suasana perjalanan ke Madinah seperti umumnya perjalanan ziarah.

Oya, selama perjalanan tidak ada pembagian snack oleh pihak Haramain, jadi teman-teman jangan lupa bawa bekal makanan ringan. Sebagian travel sudah mempersiapkan snack buat jemaah mereka. Biasanya penumpang tidak membawa makanan berat karena makan sudah disediakan di hotel masing-masing dan perjalanan hanya 2 jam.

Kecepatan Kereta Haramain

Kereta-kereta ini didesain untuk kecepatan maksimum 320 km/jam. Namun hasil pengamatan kami selama perjalanan, Haramain tidak pernah memacu kecepatan lebih dari 300 km/jam.

Meski halus, namun kami masih merasakan getaran di kereta. Namun penumpang tidak perlu khawatir karena meja lipatnya dilengkapi dengan tempat minuman kaleng atau botol sehingga tidak akan bisa bergeser kemana-mana.

Untuk durasi perjalanan, kami contohkan perjalanan kami untuk rute Madinah-Makkah. Berangkat pukul 16.00, sampai tujuan jam 18.15 waktu setempat. Dari Stasiun Makkah ke hotel kami di Clock Tower cukup dekat sehingga kami tidak kehilangan waktu maghrib. Sedangkan jarak dari Stasiun Madinah ke seputaran Nawabi perlu waktu tempuh lebih lama.

Perbedaan Stasiun Haramain Makkah dan Madinah

Luas kedua stasiun belum berhasil kami temukan di internet. Tapi secara logika, stasiun Makkah yang lebih ramai akan lebih luas. Perasaan kami tidak bisa diandalkan untuk mementukan mana yang lebih luas. 

Secara subjektif, Stasiun Madinah yang lebih sepi terasa lebih megah. Sementara untuk akses, Stasiun Makkah lebih mudah. Padahal desain keduanya serupa. Begitupula dengan akses ke fasilitas pendukung, seperti toilet, Stasiun Makkah lebih baik.

Demikian pengalaman kami naik kereta Haramain. Semoga bermanfaat untuk teman-teman.

Post a Comment