Pengalaman Tes TOEFL ITP Paper-based dan Online untuk Beasiswa
![]() |
Pengalaman tes TOEFL ITP paper-based dan online. Foto milik jalansitu.com. |
Pengalaman tes TOEFL ITP paper-based dan online ini dilakukan si emesh pada akhir tahun 2022 setelah lolos beasiswa internal kampus di Jogja untuk menyelesaikan penelitian skripsi S1 di Swedia. Skor TOEFL diminta oleh universitas tujuan di Swedia. Untuk IELTS, insya Allah kami tulis setelah 2 artikel ini.
Waktu itu si emesh terpaksa melakukan 2x tes TOEFL karena keadaan, yaitu awal pandemi dinyatakan aman dan warga boleh ke luar negeri. Ternyata dampak dari keadaan tersebut sangat besar terhadap hasil tes TOEFL.
Memilih Tes TOEFL ITP Paper-based
Pengumuman lolos beasiswa diterima si emesh ketika sedang KKN. Ketika KKN selesai, si mamah sudah mengingatkan si emesh untuk segera mendaftar tes TOEFL. Tapi si emesh-nya menunda dengan alasan take a break dulu dari KKN. Tak lama setelah itu, datang email tentang pengumuman deadline syarat administrasi yang harus diemail.
Buru-buru si emesh mencari tempat ujian TOEFL. Ternyata banyak yang penuh karena bersamaan dengan pendaftaran CPNS kalau nggak salah ingat. Lalu ketemulah dengan Cilacs yang reputasinya paling bagus di Yogyakarta. Cilacs merupakan bagian dari UII (Universitas Islam Indonesia). Si emesh memilih jadwal apa adanya karena jadwal lain sudah penuh sehingga tidak bisa maju lagi. Tes TOEFL yang dipilih adalah paper-based.
Waktu itu tidak terpikir untuk mengambil tes TOEFL online padahal si kakak punya pengalaman ikut tes TOEFL online untuk S2. Kami pikir, tes paper-based lebih legit. Padahal lagi, kalau dipikir-pikir, kan ini cuma buat syarat administrasi karena sudah pasti terpilih. Tapi yasudahlah, karena pengalaman pertama dapat beasiswa luar negeri, jadinya ingin serba perfect, takut salah.
Di UGM ada Pusat Bahasa dan di UNY juga ada kayaknya, tapi kami pilih UII karena informasinya mudah didapat di internet. Nggak perlu telepon atau WA, apalagi sampai nyemperin cuma buat tanya jadwal. Nah, UGM dan UNY harus memperbaiki kemudahan pencariannya di internet dengan keyword tes TOEFL di Yogyakarta atau tes TOEFL di Jogja. Lumayan loh untuk pendapatan kampus.
Tes TOEFL ITP Paper-based di Cilacs
TOEFL ITP adalah singkatan dari Test of English Foreign Language Institutional Testing Program. Kami lupa berapa biaya tes TOEFL ITP paper-based di Cilacs. Seingat kami sekitar Rp350.000 - Rp380.000 pada tahun 2022 (tapi kami bisa salah). Berdasarkan website Cilacs tahun 2025, biayanya sekarang RP625.000.
Si emesh datang paling pagi diantar mamah. Tempat ujiannya juga belum ada orang. Heheheee. Kami memilih tempat tes di UII Demangan atau UII lama karena lebih praktis, enggak ribet masuk ke Kampus Terpadu UII yang besar di Jakal (Jl Kaliurang). Tes berlangsung sampai siang.
Tes tersebut diikuti oleh 15 orang. Si emesh merupakan peserta paling muda karena kebanyakan peserta lain mencari skor TOEFL untuk keperluan pekerjaan. Hasil Tes TOEFL ITP Paper-Based dijanjikan akan diberikan 2-3 minggu. Kok lama amat?
Ternyata Cilacs adalah pemegang lisensi tes, tapi yang mengeluarkan sertifikatnya adalah ETS (Educational Testing Sevice) di Amerika Serikat sono. Sebelum sertifikat asli keluar, kami sudah diberitahu hasilnya, yaitu dengan skor 610. Si emesh berada di ranking 2 karena bentuk pemberitahuannya berupa daftar excel sehingga bisa melihat skor peserta lain. Sertifikat aslinya bagaimana?
Yang si mamah khawatirkan kalau apa-apa serba mepet akhirnya terjadi, yaitu pemberian sertifikat mundur, bahkan Cilacs tidak tahu kapan sertifikat akan diterima. Rupanya, telah terjadi euforia pencari beasiswa sebagai dampak awal diperbolehkannya perjalanan ke luar negeri. Peserta tes sangat banyak dari seluruh dunia, tidak hanya dari Indonesia. Akibatnya, ETS kewalahan.
Tes TOEFL ITP di Colorado Course
Dalam keadaan kepepet, si kakak berinisiatif menghubungi Colorado Course, tempat si kakak pernah tes TOEFL ITP ORP (Online Remote Proctoring). Colorado Course ini kantornya di Bengkulu tapi yang mengeluarkan sertifikat juga ETS. Biayanya Rp600.000.
Kami sadar bakal ada kemungkinan ribet pengiriman sertifikatnya. Tapi yang membuat kami agak tenang adalah peserta akan diberi unofficial certificate melalui email. Di sertifikatnya beneran ditulis "Unofficial Certificate". Lumayan lah, daripada tidak ada pegangan sama sekali. Toh fungsi sertifikatnya hanya sebagai pelengkap, meski penting tapi bukan penentu.
Alhamdulillah, respon Colorado sat set meski jadwalnya tidak bisa mendadak. Tes dilakukan secara online dengan berbagai syarat, termasuk laptop yang bisa dipantau untuk memastikan kejujuran peserta. Begitu selesai, skor langsung diketahui, yaitu 620 sehingga tinggal menunggu unofficial certificate agar bisa segera diemail ke Swedia.
Ternyata, sertifikat asli tes TOEFL ITP paper-based di Cilacs dan ORP di Colorado Course datang hampir bersamaan. Pengalaman tes TOEFL ITP paper-based dan online ini bikin stres bukan karena hasilnya tapi gara-gara pengiriman sertifikatnya. Untungnya si emesh tetap tenang meski si mamah tanya terus.
Mending Tes TOEFL ITP Paper-based atau ORP?
Menurut kami, karena keadaan sekarang sudah aman, metode mana saja tidak masalah. Paper-based itu enaknya tinggal belajar dan berangkat ke lokasi. Praktis.
Tapi kalau kondisi rumah atau kamar memadai, bisa memilih ORP. Sekarang Cilacs juga sudah bisa ORP kok dengan biaya Rp625.000. Tapi koneksi internet harus diwaspadai. Waktu itu kami menggunakan wifi untuk koneksi utama. Kami juga menyiapkan hp untuk tethering sebagai cadangan.
Kelebihan ORP adalah adanya unofficial certificate untuk keadaan mendesak. Namun ini perlu ditanyakan ke institusi yang bersangkutan karena tidak semua institusi mau menerimanya. Ada pula institusi yang mewajibkan sertifikat asli.
Dengan ORP, peserta akan langsung mendapatkan informasi skor sehingga bisa segera membuat strategi baru jika belum memenuhi target. Peserta yang bareng si emesh ketika tes di Cilacs kebanyakan sudah satu atau dua kali tes tapi belum memenuhi target. Yang penting jangan patah semangat untuk mengejar cita-cita dan tentu saja rajin menabung. Skor TOEFL sama-sama akan berlaku selama 2 tahun.
Perlu Kursus TOEFL atau Tidak?
Si emesh tidak kursus bahasa Inggris atau kursus khusus untuk TOEFL tapi rajin berlatih soal yang banyak beredar di internet tiap malam, terutama dari YouTube. Jadi perlu atau tidaknya kursus itu personal, tergantung kebutuhan masing-masing.
Si mamah yang kebetulan pernah memberi les khusus TOEFL tapi zaman dulu banget punya sedikit saran. Jika membutuhkan kursus TOEFL, sebaiknya ditanyakan dulu silabusnya seperti apa. Jika isinya tata bahasa Inggris atau grammar seperti pelajaran sekolah, sebaiknya cari yang lain saja.
Belajar tata bahasa Inggris itu sebaiknya ketika sekolah atau paling lambat pada awal kuliah karena cakupan tata bahasa Inggris sangat luas dan kompleks. Jika sudah punya rencana untuk tes TOEFL maka belajar tata bahasa Inggris dengan detail akan menghabiskan waktu. Sebaiknya cari kursus yang banyak memberikan drill soal ala TOEFL. Tata bahasa Inggris dapat dipelajari dari pembahasan tentang jawabannya. Dari situ, calon peserta akan terbiasa dengan pola soal TOEFL.
Biasanya penyelenggara tes TOEFL juga punya kursus yang fokus pada soal-soal TOEFL. Tapi pastikan dulu materinya karena ada juga yang terlalu detail membahas tenses, adjective dan sebagainya tanpa menunjukkan korelasinya dengan soal TOEFL. Harus diingat bahwa tujuan tes TOEFL bukan untuk menguasai bahasa Inggris secara menyeluruh tapi untuk mendapatkan skor tinggi. Apalagi mengingat biaya yang dikeluarkan tidak sedikit.
Demikian informasi tentang pengalaman tes TOEFL ITP paper-based dan online untuk beasiswa dari kami. Tes TOEFL itu tidak murah, jadi harus benar-benar niat dan giat belajar sebelum mendaftar.
Post a Comment