Nongkrong di Angkringan Jogja

Sudah pernah ke Jogja? Sudah pernah nongkrong di angkringan? Kalau belum pernah, berarti ke Jogja-nya belum sah. Silakan balik lagi. Angkringan adalah pedagang kaki lima yang menjual aneka makanan, jajanan dan minuman. Makanan yang umumnya dijual adalah nasi yang dibungkus tidak terlalu banyak dan diatasnya dibubuhi sedikit oseng-oseng tempe atau teri – sambal terasi, yang disebut sego kucing. Lauk dijual terpisah, biasanya berupa sate telor burung puyuh, sate usus, ayam bacem, sate kerang, dan sebagainya. Jajanan biasanya seputar gorengan dan krupuk-krupukan. Minuman yang dijual umumnya kopi, teh, wedang jahe, dan sebagainya.

Angkringan dapat ditemui dimana saja di Jogja. Biasanya mulai berjualan pada jam 16.00, namun ada juga yang berjualan disiang hari. Masing-masing orang punya angkringan favorit, meski ada beberapa yang sangat terkenal karena ciri khasnya, misalnya yang berada disamping stasiun Tugu, yang terkenal dengan kopi josnya, yaitu kopi yang dimasuki arang yang masih membara. Soal harga tentu saja menyesuaikan tempatnya, walaupun tetap lebih murah dari restoran atau rumah makan pada umumnya. Semakin ke kota, harga-harga makanannya semakin mahal.

Karena kekhasannya ini, banyak pengusaha yang berusaha mengkombinasikannya dengan kemajuan jaman, misalnya dibuat seperti café atau diberi fasilitas free-wifi. Namun demikian, berhubung kekhasannya terletak pada angkringnya / gerobak jualannya, maka semakin kusam angkring-nya semakin nyaman nongkrong disitu. Selain itu, untuk menampung pelanggan lebih banyak lagi, beberapa angkringan juga menyediakan tempat lesehan dengan menggelar tikar. Tapi sebenarnya, kenikmatan makan di angkringan itu adalah duduk menghadap angkringan dan penjualnya, mengambil sendiri nasi dan lauknya, lalu makan dan nambah terus cemat cemut mencomot makanan / jajanan sendiri tanpa sadar sambil ngobrol ngalor ngidul dengan sesama pelanggan lainnya dan penjualnya.

Beberapa bulan lalu, saya nongkrong bersama 5 orang teman lama disebuah angkringan disebuah desa dipinggiran Bantul. Saya mentraktir semuanya dan masih membawa pulang beberapa bungkus. Total pengeluaran saya Rp 25.000! Kenyang dan nikmat…

Post a Comment

0 Comments